Reprising a successful activity from the 2018 Festival, The Jakarta Post’s Maggie Tiojakin will lead this relaxed and reflective writing exercise called 'Dear You.' The aim is to deliver a fun and insightful experience for festival audiences, immersing them in the art of written expression. Letters, timeless vessels of thoughts and emotions, have the power to bridge distances, capture moments, and touch hearts. Participants will discover the joy of writing, the magic of sharing stories, and the genuine warmth of understanding their own and others' emotions that feel like a deep embrace. As a letter, 'Dear You' is meant to give participants enough freedom to express themselves while keeping the 'you' in the letter anonymous. In that way, they can openly access the deepest part of their truth and share it with the world while keeping the context of their letters private. Participants will be encouraged to write freely without judgment, focusing on their feelings, memories, or reactions to the prompts. Then, they will be given the chance to take the mic and share their work.
Mengulang kembali sebuah kegiatan sukses dari festival tahun 2018, Maggie Tiojakin dari The Jakarta Post akan memimpin latihan menulis yang santai dan kaya renungan bertajuk ‘Dear You’ (Buat Kamu). Tujuan workshop ini adalah untuk menyajikan sebuah pengalaman yang menyenangkan sekaligus berwawasan bagi para pengunjung festival, membantu mereka menyelami seni ekspresi tertulis. Kegiatan surat-menyurat merupakan wadah bagi pikiran dan perasaan, yang memiliki daya untuk menjembatani jarak, mengabadikan momen, sekaligus menyentuh hati. Para peserta akan menemukan kegembiraan melalui kegiatan tulis-menulis, betapa ajaibnya upaya berbagi kisah, dan kehangatan nyata yang muncul dari pemahaman tentang emosi diri mereka sendiri dan orang lain yang terasa bagaikan pelukan yang erat. Sebagai sebuah surat, ‘Dear You’ ditujukan untuk memberikan para peserta kebebasan yang cukup untuk mengekspresikan diri mereka sendiri sambil menjadikan ‘you’ (kamu) tetap anonim. Dengan demikian, mereka dapat secara terbuka mengakses bagian terdalam dari kenyataan mereka dan membagikannya ke dunia sambil menjaga kerahasiaan konteks surat mereka. Para peserta akan dianjurkan untuk menulis secara bebas tanpa penilaian, berfokus pada perasaan, ingatan dan reaksi mereka terhadap pemantik yang diberikan. Kemudian, mereka akan diberi kesempatan untuk mengambil mic dan menampilkan karya mereka.